Tempointeraktif.com | Sabtu, 24 April 2010 | Mereka yang gemar mengakses informasi dari portal-portal Internet lewat telepon seluler kini disuguhi pilihan baru. Belum lama ini hadir lagi sebuah aplikasi ponsel karya anak bangsa, yakni aplikasi pembaca (reader) konten berita bernama InGO Reader. Aplikasi ini bisa diunduh secara gratis.
Ahmad Saebani, 35 tahun, dan dua orang kawannya sesama pengembang aplikasi adalah orang yang menciptakan InGO Reader. Aplikasi anyar ini bagian dari InGO Project yang mereka canangkan. Proyek InGO, atau singkatan dari "Indonesia on the Go" adalah sebuah proyek idealisme dari ketiganya.
"Kami ingin membuat sebuah platform terbuka karya anak bangsa," kata Bani--panggilan akrab Ahmad Saebani--kepada iTempo, Selasa lalu.
Awalnya adalah keprihatinan Bani dan dua rekannya yang tak mau disebut namanya ini terhadap banyaknya pengembang teknologi informasi TI lokal yang melulu mencipta untuk perusahaan tempatnya bekerja. Padahal, kata ayah seorang putri itu, para pengembang TI lokal juga mampu membuat karya yang tak kalah oleh produk asing. Misalnya Android, yang juga merupakan platform terbuka. "Kenapa kita tidak membuat sendiri?"
Karena itulah, lewat proyek ini, mereka bercita-cita mewadahi para pengembang TI lokal untuk bersama-sama menciptakan platform, aplikasi, dan konten-konten mobile untuk memajukan dunia TI dalam negeri. "Indonesia on the Go mengandung cita-cita agar karya IT (information technology) Indonesia bisa mendunia," ujar lulusan diploma III dari Jurusan Grafika dan Penerbitan Politeknik Universitas Indonesia ini.
Bani sempat melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 di Jurusan Komunikasi Pemasaran Universitas Mercu Buana, namun tak dirampungkannya. Ia sendiri pernah bekerja sebagai tenaga TI di perusahaan penerbitan terkemuka dan membuat aplikasi mobile untuk perusahaan itu. Namun ia keluar dari pekerjaannya dan memilih berfokus pada proyeknya.
Sebelum tujuan utamanya--membuat platform terbuka--tercapai, mereka memulainya dengan InGO Reader. Pengguna ponsel yang ingin mengunduh aplikasi ini tinggal mengakses dari alamat
http://app.bukanmain.com. atau
http://ingo.bukanmain.com. dalam versi Java atau WAP. Versi WAP untuk ponsel-ponsel seperti BlackBerry atau beberapa jenis ponsel layar sentuh lainnya.
Setelah mengunduh InGO Reader, pengguna akan disuguhi informasi dari beberapa penyedia konten yang telah bekerja sama. Sebelumnya orang mengakses informasi dari masing-masing situs web penyedia konten, namun InGO Reader memudahkannya dengan mengumpulkan informasi-informasi itu dari sejumlah penyedia konten.
"InGO Reader adalah agregator (pengumpul) konten, jadi sekali pengguna membuka, sudah dapat semua," kata warga Bogor ini. Penyedia konten yang bekerja sama antara lain kantor berita Antara, Kompas, Detik.com, Republika, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Informasi yang disediakan di InGO Reader juga dikategorisasi seperti halnya portal berita. Misalnya kategori news atau berita, di dalamnya terdapat kategorisasi lagi, yakni berita internasional atau nasional. Namun tampilan berita di InGO Reader akan berbeda dengan tampilan di situs web asalnya. Aplikasi yang menyediakan konten dari beberapa sumber ini, kata Bani, mirip aplikasi Yahoo! Go.
Pengguna juga tidak perlu melakukan login atau logout kalau sudah mengunduhnya. Tinggal masuk, lalu gunakan aplikasinya. Aplikasi ini memang ditanami script agar sistem dapat mengenali profil ponsel yang digunakan. Seperti untuk ponsel Java, ada fitur untuk mengisi data seperti jenis kelamin dan kota. Isian ini tak lain untuk pemetaan pengguna saja. "Tapi tidak diisi pun tidak apa-apa."
Selain aplikasi pembaca berita, pihaknya menyiapkan aplikasi chatting InGO Messenger dan aplikasi InGO TV. InGO Messenger sudah dibuat, namun belum dirilis. Aplikasi pengirim pesan ini mirip layanan pesan yang diluncurkan beberapa operator dan vendor ponsel, seperti Esia Messenger atau Nexian Messenger.
Sama seperti InGO Reader, pengguna nantinya harus mengunduh aplikasi InGO Messenger lebih dulu untuk bisa menggunakannya. Sementara InGO Reader mirip Yahoo! Go, InGO Messenger mirip aplikasi chatting e-Buddy, yang mendukung beberapa layanan pesan instan lainnya.
Untuk mencapai tujuan menciptakan platform terbuka, Bani mengaku butuh biaya tak sedikit. Karena mereka juga harus menyediakan server untuk para pengembang yang ingin ikut mengembangkan aplikasi dan konten-kontennya di sini.
Untuk itu, Bani membuka pintu-pintu donasi bagi mereka yang ingin membantu, termasuk menyediakan banner iklan di InGO Reader. Ke depannya, mereka akan membuat InGO Reader sebagai gateway atau "gerbang" iklan dengan sistem afiliasi dengan penyedia kontennya. "Karena itu, kami terus menjalin kerja sama dengan lebih banyak penyedia konten," ujarnya.